Cerpen Islami Modern

 DON’T LET YOUR EYES BRING THE DEVIL’S ARROW 

          Ketekunan dan ketaatan merupakan pembawaan diri yang jarang sekali dimiliki oleh setiap anak muda di abad 21 ini. Tapi tidak untuk  sosok yang satu ini. Dia adalah Salman  orang pertma yang kerap aku ketahui bangun pada pukul 02.00, Setelah berwudlu  ia membangunkan kami berdua yang sedang asyik bertamasya di dunia mimpi. Tepat pukul 02.30 kita telah siap mengikuti sholat lail berjamaah di asrama putra. Kami memang sudah terbiasa dengan rutinitas asrama yang selalu mewajibkan sholat berjama’ah seperti ini.                 
Pada suatu hari kami pernah mengikuti kajian keislaman, kebetulan pada saat itu kami membahas tentang pergaulan remaja Islam masa kini. Aku jadi ingat kalau Yusuf pernah cerita  dari kecil sampai sekarang dia bisa jaga diri dari virus yang mematikan hati, nama virusnya yaitu pacaran. Dengan bangganya dia bisa Jomblo karena Allah. Memang kami bertiga sudah berkomitmen kuat untuk menghindari virus pacaran. Kami yang sama-sama ikut dalamsatu organisasi ini memang berkomitmen untuk selalu di jalan Allah. Dan alhamdulillah  kami semua masih terhindar dari virus itu sejak kecil sampai kuliah semester 4. Setiap hari kami update antivirus kami, yaitu dengan mengikuti kultum atau kuliah subuh setiap hari. Kami juga senang menghadiri setiap kajian Islam Dimanapun kajian itu diadakan.
Teriknya matahri menjadi saksi pergantian dari pagi ke siang, seruan adzan dhuhur berkumandang dari masjid kampus sebagai pertanda panggilan Allah telah tiba dan semua aktivitas harus ditinggalkan. Salman mengingatkan kami untuk segera ke Masjid. Setelah berwudhu dan menunaikan shalat tahiyatul masjid dan shalat sunah rawafil, kami menjadi makmum di shaff terdepan.  Setelah shalat tak lupa kami memuji nama Allah SWT dan memanjatkan doa untuk diri sendiri, ibu, ayah,  dan persahabatan kami serta untuk ummat Muhammad SAW  yang sedang berjihad fii sabilillah. Tak lupa kami menyempatkan diri bersalaman dengan jamaah lain. Berjabat tangan dengn yang lain pun selalu hadir  kepada para akhwat sebagai bukti pengikat tali silaturahmi, dan tak lupa senyum manis yang selalu kami sedekahkan pada mereka. Diantara kami bertiga Salmanlah yang paling ramah, rajin, dan ia juga paling paham mengenai ilmu-ilmu agama.
            Sembari menunggu dosen datang. Kami menyempatkan diri untuk membuka cakrawala baru yaitu dengan membaca buku. Salman dengan buku yang berjudul “Langitpun Terguncang” asyik memahami kata-demi kata yang  berisi tentang hari akhir, Sesekali ia mengerutkan dahi dan sesekali ia tersenyum simpul. Ia sangat suka membaca dan memahami kebesaran Allah yang berhubungan dengan hari akhir karena dengan demikian ia dapat membangkitkan rasa cinta akan kampung akhirat. Yusuf dengan bukunya “How to be a wonderful professional IT” buku yang berisi tentang cara-cara menjadi seorang ahli IT yang sangat handal dan professional. Karena selain menyukai ilmu-ilmu agama seperti Salman, ia juga tertarik menggemari hal-hal yang berbau ilmu teknologi. Aku dengan buku yang berjudul “Hukum Agraria” berisi tentang sumber dan sejarah hukum agraria, buku ini sengaja aku baca karena mata kuliah selanjutnya adalah Hukum Agraria.  pada dasarnya prinsip kami adalah “Bekerja untuk dunia seakan hidup selamanya dan beribadah untuk akhirat seakan mati esok”.
Belakangan ini kebanyakan dari teman-teman semakin jarang update antivirus. Entah ada apa satu demi satu jadi berkurang yang datang kajian di asrama. Begitu juga Yusuf dan Salman, mereka jarang  menghadiri kajian. Mungkin saja telah merasa bosan dengan kajian.
Esok hari saat masuk kelas tampaknya sang dosen tak sendirian, dibelakangnya ada seorang mahasiswi yang kelihatan malu-malu memasuki ruang kelas dan segera duduk disebelah Salman. Saat dosen mengabsen satu persatu, tahulah kami bahwa gadis itu bernama Santi.
 Tanpa sengaja Salman memandang Santi. Jantungnya berdegup keras. Bukan lantaran suka, tapi karena Salman selalu menundukkan pandangan pada semua wanita, sesuai perintah Allah SWT dalam Al Qur’an dan hadist Rasulullah SAW. “Astaghfirullah…!”, Salman beristighfar. Salman sangat khawatir  bila dari mata maka akan turun ke hati karena pandangan mata adalah panah-panah iblis.
 Santi yang sering duduk di sebelah Salman, kian merasa aneh karena Salman tak pernah menatapnya kala berbicara. Ia lalu menanyakan hal itu kepadaku dan Yusuf. Mendengar penjelasan kami, tumbuh rasa kagum Santi pada Salman. “Aku akan tundukkan pandangan seperti Salman”,  kata Santi lirih.
 Santi dan  Salman makin dekat. Ia banyak bertanya tentang ilmu agama kepada kami bertiga, terutama pada yang paling ahli yaitu Salman. Karena menganggap Santi adalah ladang da’wah yang potensial, Salman menanggapi dengan senang hati segala hal yang menjadi pertanyaan Santi tentang agama. Sejak itu, Salman terus menjawab pertanyaan Santi  tanpa ghadhul bashar karena Salman menganggap Santi sudah seperti adik
            Hari berlalu, tanpa sengaja Salman memandang Santi. Ada bisikan yang berkata, “Sudahlah pandang saja,  Santi itu tidak secantik Marshanda. Jadi tidak mungkin kamu jatuh hati pada gadis seperti itu” Namun bisikan yang lain muncul, “Tundukkan pandanganmu. Ingat Allah! Cantik atau tidak, dia tetaplah wanita.” Salman gundah. “Kurasa, jika memandang Santi, tak akan membangkitkan syahwat, jadi mana mungkin mata, pikiran dan hatiku ini berzina.” Ucapnya lirih.
  Melihat kedekatan mereka berdua yang perlu diwaspadai aku dan Yusuf mengingatkan Salman. “Manalah ada pacaran Islami, Hubungan yang halal hanyalah pernikahan. Selain itu tidak ada. Bukankah salah satu tujuan pernikahan adalah untuk mengubur zina?” kataku dengan sedikit jengkel.
 “Benci karena Allah, cinta karena Allah. Jika pernikahanmu karena Allah, Insya Allah, Dia akan ridho padamu, dan akan sakinah keluargamu. Percayalah pada Tuhan penciptamu. Allah telah tentukan jodohmu. Contohlah Rasululah SAW, hubungan beliau dengan wanita hanya pernikahan.”. Yusuf pun ikut angkat bicara
Pepatah yang berbunyi  cinta datang karena telah terbiasa mulai menghampiri salman, maka benih itu mulai tumbuh dalam hati Salman, Ia memberanikan diri untuk menulis sebuah surat cinta  untuk Santi yang dititipkan padaku. Salman nampak gemetar dan berkeringat saat kami melihat Santi membuka suratnya dari kejauhan. Dan saat itu pula Santi langsung menulis surat balasan untuk Salman yang berisi :
“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman : Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (QS. An Nuur : 30). ”Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati.”(QS. Al Mu’minuun : 19). Bila ada pertanyaan, "Adakah pacaran yang halal?" Jawabnya jelas ada, yaitu pacaran disaat semua yang haram telah menjadi halal, yaitu setelah akad telah terdengar  didepan penghulu. Maka saat itulah kata pacaran telah menjadi halal”.
Setelah membaca surat dari Santi, Salman tersadar dan beristighfar dalam hati. Melihat kejadian Salman dan Santi, mulai saat ini kami selalu rajin untuk update antivirus sebagai benteng untuk iman dan hati, kami juga tak pernah absen dalam acara-acara islami baik di asrama, di kampus, ataupun di organisasi.
 Pada dasarnya jomblo itu pilihan karena jika memang belum siap untuk berhubungan maka jangan dilakukan,  if you are gonna act like you are single, don’t be in relationship. karena percuma menjalani hubungan jika jiwamu masih ingin sendiri, jangan berfikiran bahwa kamu harus memiliki ikatan dengan seseorang yang berlabel pacar hanya untuk menghindari kesendirian atau kejenuhan. Pada akhirnya aku hanya ingin mengatakan…I want a  relationship where we talk like best friend, play like kids, argue like mum and dad, and protect each other like siblings.

Kami bertiga mulai menyadari bahwa sebenarnya tidak ada yang lebh indah dri sebuah persahabatan diamana satu sama lain saling mengasihi dan menyayangi serta menegur bila ada kesalahan yang telah kami perbuat. Hal yang kami yakini adalah bahwa Allah SWT telah menyiapkan jodoh yang terbaik untuk kita semenjak ruh di tiupkan pada jsnin di udis 41 hari dan telah tertuliskan dengan rapi di lauful ma’fud sebaga rahasia yang akan terungkap kelak. 

Komentar

Postingan Populer