Cinta Dan Mnusia Dalam Sebuah Lini Masa
Cinta memiliki definisi dan dimensi yang cukup
abstrak bagi setiap insan yang menafsirkannya.. memikirkan cinta pikiranku
mampu berkelana kemana-mana, menelusuri pencapaian manusia di jagad pemikiran,
memutari lorong-lorong yang gelap perenungan manusia, hingga menggapai suatu
titik terang dari angkasa terjauh. Bahkan sampai sekarang ini, aku masih belum mengertii apa itu yang namanya cinta, lebih tepatnya menjalin cinta atau menjalin hubugan dengan
lawan jenis. Entah ini sebuah keanehan
atau mungkin aku yang masih enggan bercengkrama dengan sesuatu usang
beristilahkan pacaran. .Atau mungkin saja belum saatnya aku dapat merasakan apa
itu yang namanya cinta.
Beberpa orang beretorik bahwa cinta itu indah,
romantic, bahagia, ada senyum, ada canda bahkan ada tawa yang selalu terurai di
setiap denyutan nadi dan hembusan nafasnyna. Namun kenyataannya tak satu orang yang air mata
dan tangisnya rela terjatuh hanya karena sesuatu yang bernama cinta, juga tak
sedikit mereka yang hatinya menjadi kepingan puzzle saat ia mulai mengenal
cinta. Bahkan orang yang sudah berkeluarga pun tak menjamin akan keindahan
cinta dalam hubungannya. Karena sekeraas-kerasnya karang bisa hancur hanya
dengan usapan air asin yang tak berwarna. Sekuat-kuatnya mereka mempertahankan
namun bisa saja cinta itu hancur karena hal sepele. Begitu juga sebuah rumah
tangga yang rentan hancur karena termakan
cintanya atau mungkin yang tak mampu menjaga cintanya. Karena menurutku cinta
adalah sesuatu yang berkaitan dengan pandangan hidup, hal empiris, metafisik,
logika, psikologis, ekonomis, hal-hal idealis, demokratis, utopis, rasional, dan
segaala macamnya.
Ia bukan kopi bubuk, bukan juga sayur pare,
namun rasanya tak jauh beda dari kopi dan pare. Ya, hal itu bernama cinta. Tak
hanya satu orang, bahkan lebih dari sepuluh orang yang pernah merebahkan kepalanya pada bahuku dan
mengisahkan kepahitan cinta. Dimana air
mata mengalir diatas daging yang terhias oleh bedak dan karnanya mereka
berusaha mengais-ngais cinta dari sebuh kenangan masa lalu yang menurutku itu teramat pahit. Tak cukup hanya itu, juga tak sedikit orang
yang menggenggam tanganku erat saat ia bercerita tentang cinta. Mengisahkan
seolah ia hendak terbang menuju angkasa tak terbatas, seoalah sang pangeran
telah datang dengan seekor kuda putih dan membawa sekarung harapan yang berisi
janji manis, impian-impian indah, dan
romantisme yang akan mereka jalani jika
sudah menjalin hubungan. Namun nyatanya sang Putri tak bahagia saat ia tahu
dalam karung harapan itu terdapat ribuan rayap yang menggerogoti, sehingga
berceceranlah semua janji manis dan impian itu, yang mampu menyeretnya menuju ruang hampa yang
gelap tanpa setitik cahaya. Lalu dimanakah sang pangeran berada/ Apakah ia
berusaha mencari sang puteri? Namun sayangnya tidak, sang pangeran justru
menenun benang untuk menjadikannya kain yang akan dijahit menjadi karung baru
yang bernama karung harapan untuk seorang puteri yang lain. Saat tulah aku berusaha
diam bertanya lirih pada hati, apakah tak ada kesetiaan dari sebuah cinta?
Orang bilang cinta itu suci, lalu dimanakah letak
ksuciannya jika cinta mematahkan hati dan tega menguras air mata? Bukan hanya kaum hawa yang pernah menangis,
tak jarang kaum adam pun juga pernah menangis karena sesuatu yang beridentitas cinta.
Memang banyak cerita indah tentang cinta.
Namun apakah itu semua nyata adanya? bukankah itu hanya sebuah “cerita” bukanlah
sesuatu yang “nyata” adanya. Mungkin benar jika cerita cinta yang abadi hanya
ada di dalam dongeng dan buku cerita anak-anak atau mungkin hanya ada dalam
film-film karangan manusia. Namun sayang semua itu hanya fiktif dan itu memang
benar indah adanya.
Andai aku bisa menguah segala hal di dunia ini
layaknya di negeri dongeng, pasti akan ku lakukan. Agar kita semua tahu dan
bisa merasakan bgaimana itu yang namanya cinta sejati, hidup
bahagia bersama orang yang kita sayangi. Dimana yang baik pasti akan menang dan
yang jahat akan kalah, bukan sebaliknya.
Berbcara soal cinta memang tak akan ada
habisnya, akan selalu ada perdebatan dan
pro contra di dalamnya. Pikirku obat hati adalah cinta, namun itu tak selamanya
benar, karena obat hati yang benar itu ada lima, yaitu : baca Al-Qur’an, shalat malam, berkumpul dengan
orang-orang yang shaleh, berpuasa, dan yang terakhir adalah berdzikir.
Well biarlah, jika sampai saat ini aku belum
bisa merasakan dengan pasti apa itu cinta, yang jelas aku telah memilikinya
yaitu cintaku pada Allah SWT dan keluarga yang akan selalu tumbuh dan tetap
hidup mengikuti aliran darah dan denyut nadi ini hingga jantung tak mampu lagi
untuk berdetak. Cinta yang akan terus ku untai disetiap sujudku dengan memuji
asmaNya. Aku yakin dan percaya bahwa cinta inilah yang dinamakan cinta yang
abadi. bukan hanya cinta bulshit yang kekang oleh waktu dan termakan oleh zaman
ataupun terkikis oleh kemmajuan teknologi. Cintaku pada Allah dan keluarga adalah
cinta yang abadi yang melebihi keabadian cerita cinta pada buku dan dongeng,
karena cintaku ini abadi sepanjang jalan dan terus tumbuh hingga habisnya masa.
Jika kelak Engkau datangkan dia yang mengisi hidupku,
aku harap dia adalah manusia pilihanMu
yang benar-benar menjaga cintanya untkku. Dan aku akan selalu menjaga cintaku
untuknya. Agar tak ada dusta dantara kita. Agar tak ada tangis kesedihan diantara
kita. Sehingga setiap langkah kita adalah ibadah dan berkah yang membawa
kedamaian, kebahagiaan, dan kesejahteraan. Bukan hanya untuk kami, tapi juga
untuk semua orang dibumi ini. Bukan hanya di dunia ini, namun selamanya hingga
di akhirat yang kekal nanti.
Apalah arti sebuah cinta jika itu
hanya berisi dusta. Apalah arti sebuah cinta jika itu hanyalah tipu daya. Dan
apalah arti cinta jika kau tak bisa benar-benar menjadi dirimu yang
sesungguhnya. Cinta yang sesungguhnya adalah saat kamu mampu sepenuhnya menjadi
dirimu sendiri. Saat kamu mampu tertawa dan bercerita tentang segala hal
tentang kisah hidup, Dia yang percaya ketika orang lain tak ada yang percaya,
dia yang memiliki telinga saat kamu hendak bercerita, dia yang memiliki bahu
saat kamu membutuhkan sandaran. Dia yang selalu menerimamu apa adanya bukan ada
apanya. Bermain seperti seorang sahabat, saling melindungi seperti kakak adik.
Cinta bukan soal umur, tapi soal mental. Cinta
tak mematikan logika, tapi ia menghidupkan logika, cinta tak seharusnya
membuatmu bodoh tapi membuatmu pintar dimana kamu harus selalu memutar otak
untuk menjaga, merwat, dan mempertahankan.
Bukan tentang permainan, tapi cara untuk mempertahankan dan mengatasi
segala serangan yang mampu mematikan.
Cinta itu simple, jika kamu belum mampu memahaminya
jangan pernah kamu menyentuhnya. Jika kamu telah memilikinya maka jaga dan
rawatlah cintamu agar ia tetap terjaga untuk satu hati. Jika kamu ingin mendapatkan cinta, fokuslah
pada satu hati, bukan pada banyak hati untuk mencari satu cinta, yaitu dia yang
bisa menjadi “karena” di dalam setiap “mengapa” yang bermuara dalam benak.
Komentar
Posting Komentar