Pengalaman Memakai Softlens - Berbagi Cerita
Sebelum
saya menceritakan bagaimana pengalaman memakai softlens, mari kita berkenalan
dulu mengenai softlens. Seiring berkembangnya
zaman dan kemajuan teknologi, mendorong kecanggihnya dunia kedokteran dan dunia
kecantikan. Hal ini terbukti dengan ditemukannya softlens atau lensa kontak.
Lensa kontak merupakan alat bantu pengganti
kacamata yang penggunaannya langsung ditempelkan pada kornea mata. Lensa kontak
terbuat dari plastic khusus yang sangat tipis dan mengandung air. Dengan
menggunakan softlens maka penderita mata minus ataupun plus yang awalnya
memakai kacamata kini tidak perlu memakai kacamata lagi.
Segala
sesuatu dalam dunia ini tak ada yang sempurna terutama hasil penciptaan
manusia, pastilah memiliki suau kelebihan dan kekurangan tertentu. Begitu pula
dengan softlens yang diciptakan oleh Adolf Eugen Fick seorang fisikawan asal
Swiss, yang juga memiliki kelebihan dan kekurangan dalam pemakaiannya.
Kini,
para ilmuan semakin mengembangkan softlens yang tadinya hanya digunakan untuk
penderita mata minus atau plus, ternyata kini softlens juga dapat digunakan
untuk mata normal, yang kebanyakan digunakan sebagai salah satu alat
kecantikan. Dengan memakai softlens, orang akan tampak memiliki mata yang besar
dengan motif unik beserta warna – warna tertentu sesuai yang diingini.
Well,
back to the topic, bagaimana pengalaman saya memakai softlens. Ini berawal pada
saat rasa kepengen muncul ketika melihat banyak teman-teman yang memakai
softlens sebagai pengganti kacamata dan beberapa hanya untuk gaya-gayaan saja. Saya yang menggunakan
kacamata plus dengan plus 1,5 ditambah dengan saya yang sering tidak percaya
diri dengan kondisi mata saya yang memang sediki “tidak sama” dengan mata orang
pada umumnya, membulatkan tekat untuk membeli sebuah softlens.
Tepat
seminggu setelah hari ulang tahun, saya memutuskan pergi ke optic untuk membeli
softlens. Sebelum membeli softlens, saya ditanya mau beli softlens biasa atau
minus, lalu saya jawab beli softlens untuk mata plus. Namun sayangnya di optic
tersebut tidak menyediakan softlens untuk mata plus, akhirnya saya membeli
softlens ungtuk mata normal dengan warna hitam.
Pada
awal pembelian saya masih tidak paham mengenai apa saja yang harus
diperhatikan, seperti diameter softlens yang harus pas dengan diameter mata,
kadar air softlens, dan sebagaina. Dengan pengetahuan ala kadarnya, sebelum melakukan pembayaran, dan telah cocok dengan
motif serta warna, saya langsung diajari cara memakai dan melepasnya. Softlens
yang saya beli adalah softlens untuk jangka waktu 3 bulan pemakaian. Setelah
fix membeli, saya mendapat tempat untuk menaruh lensa dan cairan pembersih
lensa.
Sekali
pemakaian saya merasa nyaman. Setelah lima kali pemakaian saya mulai merasakan
bahwa mata saya muuai risih ketika softelns tu menempel pada kornea mata.
Rasanya seperti gatal. Seminggu pemakaian soflens, rasa tidak nyaman semakin parah, selain sedikit
gatal, mata saya terasa ngeres sekali atau
seolah-olah ada debu yang masuk pada mata, rasanya gak enak banget, risih dan
mengganggu pengelihatan. Tidak hanya itu, mata saya terasa lebih cepat kering
dari biasanya pada saat menggunakan lensa.
Pemakaian softlens yang saya lakukan kurang
lebih 6 jam per hari atau terkadang bisa kurang. Saya memakai soflens hanya
dalam ruangan saja karena saya adalah seorang mahasiswa jadi lebih banyak di
dalam kelas dari pada diluar kelas.
Selain itu saya juga rajin mencuci softlens tersebut sesuai aturan dengan
cairan pencuci yang diberi oleh optic pada awal pembelian.
Setelah insiden ini,
saya memutuskan untuk tidak memakai softlens selama tiga hari. Tiga hari
berlalu, mata saya mulai kembali normal, mulailah softlens tersebut saya pakai
lagi. Pada hari pertama pemakaian ulang softlens, mata saya tidak merasa
kering, namun rasa ngeres yang ada
pada softlens tidak hilang sehingga lama kelamaan mata saya menjadi agak gatal.
Setelah kurang lebih 2 jam usai kuliah, saya pulang dan melepas dan mencuci
softlens.Setelah itu, mata saya kembali di beri obat tetes mata.
Pada keesokan harinya, saya memberanikan diri
untuk memakai kembali softlens tersebut. Awal pemakaian tidak ada rasa gatal,
namun tiba2 mata saya menjadi perih, kering, dan panas. Ditambah ruangan ber
AC. Pada saat perkuliahan berlangsung saya selalu mengusap mata dikarenakan
terus mengeluarkan air mata, dan lama- kelamaan mata saya menjadi merah dan
terasa seperti terbakar. Sedihnya saya harus menahan rasa sakit ini selama
kurang lebih 4 jam lamanya.
Sesampainya di kos,
saya langsung memberi obat tetes mata yang kebetulan tinggal sedikit sekali dan
nyariis habis bahkan habis setelah sekali tetes. Mata saya tersa sangat panas,
rasanya seperti terbakar dan berwarna merah. Setelah saya tetes mata saya
dengan tetesan terakhir, akhhirnya softlens dapat terlepas dan rasanya sangat
lega dan ringan. Namun syangnya air mata tidak bisa berhenti membasahi pipi
ini. Tnpa disadari air mata terus mengalir bahkan ia mengalir secaa tidak
wajar, karena tidak dapat berhenti dan tidak dpat dihentikan. Mata saya terus
merasa panas dan tetap merah. Jalan satu-satunya adalah harus diberi obat tetes
mata, biasanya saya memakai cendo lyteers. Say bersaha menenangkan diri dalam
waktu kurang lebih 4 jam lamanya dengan air mata yang tidak mau berhenti bahkan
ketika saya tertidur.
Dengan kondisi yang
memprihatinkan, saya menguatkan diri untuk pergi ke apotek yang jaraknya
kira-kira 500 meter dari kos, dengan mta yang susah sekali terbuka saya
bertekat ingin sembuh dan memeli obat tetes mata. Setelah saya di apotik, saya
membeli cendo lyteers dan cendo citrol, saya sangat bersyukur karena kedua obat
tetes mata tersebut akhirnya berada di genggaman. Sesampainya di kos, saya
bersihkan dulu seluruh wajah dan tangan, kemudian saya teteskan cendo lyteers
pada mata, namun tidak terlalu memberi efek yang signifikan meskipun air mata
saya sedikit berkurang, mungkin karena kndisi saya yang cukup parah. 20 menit
berlalu saya kembali memberi obat tetes mata, namun kali ini saya meneteskan
cendo citrol, dan rasanya lumayan perih di mata, beda dengan cendo lyteers yang
terasa dingin. 20 menit berlalu air mata saya semaakin berkurang dan
berangsur-angsur berhenti mengalir. Dirasa ada perkembangan dan saya msih
membutuhkan pengobatan, lalu saya tetesi lagi dengan cendo cytrol, rasanya
sudah tidak seperih pertama saat meneteskan,
dan setelah 30 menit mata saya mulai membaik, sudah tidak kering dan air
mata saya tidak menetes sama sekali. Untuk membantu pemulihan saya pun
mengistirahatkan mata saya dengan car tidur kurang lebih selama 2 jam. Pada
saat bangun idur mata saya sudah merasa baik, namun sangat bengkak dan agak
merah serta sedikit berat, dikarenakan air mata yang keluar terus menerus
selama kurang lebih 4 jam lamanya.
Sebelum tidur malam,
kembali saya meneteskan obat tetes mata yakni cendo lyteers, setelh keesokan
harnya mata saya sudah sembuh namun masih bengkak sedikit. Kebetulan teman kos
saya ada yang jurusan kedokteran dan sudah mengambil dokter spesialis, ya
walaupn bukan spesialis mata, saya mencoba meminta saran dari dia mengenai apa
yang harus saya lakukan dan mengapa hal ini bisa terjadi. Ternyata hhal ini
bisa terjadi karena mata saya tidak cocok dengan softlens yang saya gunakan,
selain diameter softlens yang terlalu besar, softlens tersebut juga mengandung
sedikit air dengan penyerapan yang besar sehingga mata saya mudah kering saat
menggunakan softlens tersebut.
Setelah 2 hari berlalu,
mata saya kembali normal seperti sebelumnya. Saya sangat bersyukur karena masih
diberi kesempatan oleh Allah karena masih bisa menyelamatkan mata saya yang
sempat tidak bisa terbuka.
Dengan adanya kejadian
ini, saya merasa sangat takut mau mencoba memakai softlens (lagi), karena
khawatir kejadian ini akan terulng lagi. Karena rasana sungguh sangat tidak
mengenakkan. Bagi kalian yang ingin memakai softesn tidak ada salahnya
berknsultasi dahulu dengan dokter mata, jangan seperti saya yang langsung pergi
ke apotik. Selain itu, bekali diri kalian mengenai bagaimana tata cara
penggunaan softlens, dan bahan apa saja yang terdapat dalam softlens tersebut,
cek kadar air lihat diameter, dan tanggal kadaluarsanya. Biasakan membaca
sebelum menggunakan. Softlens dengan harga mahal terkadang tidak menjamin
kualitas dari softlens tersebut. Sran saya, berkonsultasilah terlebih dahulu
dengan dokter mata anda. Keep your eyes healthy and be a smart user. Bila ada
yang punya cerita boleh berbagi di kolom komentar. :)
Komentar
Posting Komentar